PENYEBAB BANJIR ROB DI DIY
Penyebab Banjir Rob di D.I.Y
Sejumlah daerah di pesisir pantai yang terkenal di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo tergenang oleh air yang diakibatkan oleh banjir rob. Daerah itu adalah pesisir Pantai Bugel, Pantai Depok, Pantai Kuwaru, dan Pantai Glagah.
Rob adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan. Penyebab terjadinya banjir rob di wilayah ini merupakan dampak dari tingginya gelombang laut yang diperkuat dengan adanya penjalaran alun (swell) yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi sub tropis di Australia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi tinggi gelombang sekitar 2.5 – 4.0 meter di perairan selatan Jawa untuk beberapa hari ini. Hal ini disebabkan oleh angin timuran yang kuat. Seperti kita ketahui bahwa sumber pembangkit gelombang laut utama tersebut berasal dari angin. Semakin kencang angin yang bertiup di suatu tempat, maka semakin tinggi pula gelombang yang diterjadi di tempat tersebut. Sedangkan dari analisis angin lapisan udara atas di sebelah selatan Khatulistiwa pada umumnya bertiup dari arah Timur – Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 10 -37 km / jam.
Berdasarkan informasi dari warga setempat, genangan air itu terjadi pada pagi hari tanggal 08 Juni 2016 dan menyebabkan genangan air laut di daerah sekitar pantai dan tingginya kurang lebih setinggi lutut orang dewasa. Pada peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa, hanya ada beberapa gazebo hanyut terbawa arus laut. Para pedagang di pesisir pantai yang menjadi korban memilih menutup usahanya sementara, dan sebagian lebih memilih menyelamatkan barang dagangan agar tidak terendam air. Kejadian ini juga menyebabkan aktifitas pariwisata di area tersebut menjadi terhambat.
Informasi tinggi gelombang dari BMKG selalu diperbaharui setiap hari dan dapat diakses pada http://maritim.bmkg.go.id/ atau melalui call center (021) 6546315/18, dan melalui akun twitter @infobmkg, serta dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Dengan kondisi gelombang laut yang masih cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di selatan Jawa maka masyarakat dihimbau untuk tetap waspada.
Agastya Ardha Chandra Dewi